3/7/15

Saya Hidup Dari Kata. Kata Itu Hidup, Jika anda Tahu Saja.

Intro :
Pernahkah anda datang dan mencoba untuk memahami, sedikit arti dari sebuah karya. Atau anda hanya menikmati rupa tanpa mengenal siapa.
Saya hidup dari ribuan kata, susunan huruf yang terbagi akan frase frase. Inilah, kehidupan bagi saya. Bercerita dengan kata.
***

Datang setiap pagi untuk berhenti pada satu tempat yang tak asing lagi. Ya, saya duduk di depan layar monitor yang sudah menumpuk saja naskah naskah berita yang, mungkin saja semalam masuk di kotak surat elektronik kantor.
Ini rutinitas memang. Tapi, saya merasa hidup saat itu. Merangkai kata, menjadi satu kalimat bermakna yang memiliki pesan kepada mereka.
Saya, seorang pewarta. Setiap hari harus bergumul dengan kabar dan isu seputar kota. Ya, kantor tempat saya bekerja memang media lokal saja. Tapi apapun itu, kami tetap media. Memanggul beban sebagi kontrol sosial, pada tempat kami berada.
Sekitar enam atau tujuh berita biasa masuk di meja redaksi kami. Saya bertugas untuk mengolah berita. Itu kata yang sering muncul dari atasan saya. Semangat, tentu saja. Betapa tidak, saya bisa memberi informasi, bahkan hingga membentuk opini. Ya, itu salah satu kekuatan media. Toh, ada juga satu teori komunikasi, "Teori Agenda Setting" yang membenarkan opini itu.
Bagi saya, mengabarkan bukan hanya satu rutinitas pekerjaan. Melainkan, sudah menjadi karya yang harus saya pertanggungjawabkan. Terkadang merasa jengkel, kalo ada yang seenaknya saja menulis naskah. Tidak ada relevansi pada substansi masalah. Mirisnya, menuliskan nama saja sering masih salah. Ujung ujungnya, 'sepurane ya mas'. Apa itu bisa jadi pertanggungjawaban, saya tanya. Entah apa yang ada dalam pikirannya, uang mungkin.
Tapi, disinilah saya belajar banyak. Pada situasi seperti ini. Banyak yang sekedar bisa, tanpa ada proses memahami inti. Hanya bersikap sebagai manusia normal yang berstatus pekerja. Mereka tak ingin memahami, bahwa berita itu hidup. Mereka akan terus tumbuh dan berkembang dalam pikiran. Memunculkan opini yang tak jarang berlawanan dengan fakta yang ada.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih untuk berkomentar. Saya tunggu kabar kamu, selanjutnya.

Saya Hisyam Suratin, salam.