3/24/12

Pagiku di Warung Kopi

Dingin sisa tadi malam masih terasa menjadi pelengkap bangun tidurku. Selimut yang berserakan di kaki masih menjadi penyapa pagiku. Pagi ini aku terbangun diantara cerahnya cuaca kota Malang tercinta.

Kokok ayam juga masih terdengar. Tak kesiangan ternyata, senyumku menyambut geliat tubuh yang kaku setelah terbujur tak berdaya dimanja sang malam. Pagi ini aktifitasku dimulai. Rapikan selimut dan tempat tidur, basuh muka yang sudah tampak cukup memprihatinkan. Aku tertawa.

Aku berdiri ucapkan selamat pagi pada suara katak dan jengkrik yang sudah menemaiku malam tadi juga embun pagi yang menyambutku dengan kilauan senyum yang menyegarkan itu.

Kulangkahkan kaki menuju kamar mandi. Bersih diri sebelum apel pagi di warung mak Nem. Ya, dia penjual kopi di kedai depan kostku. Minum kopi di pagi hari bersama sopir angkot yang akan berangkat mengantar penumpangnya sudah menjadi keseharianku. Kosku memang tergolong strategis, tak jauh dari kampus tempatku kuliah juga tak jauh dari pusat keramaian.

Namun untuk menu minuman pagi, aku tak terlalu konsisten. Tergantung mood juga kondisi badan dan cuaca. Kalau lagi flu aku lebih meilih susu hangat agar bisa menambah vitamin di badanku yang kurang sehat ini. Tapi kalau lagi galau aku pesan kopi susu agar otak dan badanku bertambah asupan energi positif. Beda lagi kalau tak tidur semalam dan di siang hari ada jadwal kulaih, pasti aku pilih menu kopi hitam kental, yang ini bukan untuk vitamin tapi agar nanti aku tidak tidur saat dikelas.

Melangkah dengan lemas dan nyawa yang belum kembali 100% aku menuju warung yang sudah ramai itu. Tampak seperti biasa, warung itu tak pernah sepi dari pembeli. Selain tempatnya yang nyaman gorengan buatan mak Nem juga enak. Biasanya pembeli membungkusnya saja dan dimakan dirumah.

Karena pagi ini hidungku sedikit mampet aku pesan susu hangat. Aku duduk di samping seorang lelaki tua dengan jaket kulit hitam yang tampak kusam itu. Dia mempersilahkanku duduk dengan sangat sopan sekalipun umurku jauh dibawahanya. Mungkin dia lebih pantas menjadi kakekku daripada teman ngopi.

Malang, 24 Maret 2012

No comments:

Post a Comment

Terima kasih untuk berkomentar. Saya tunggu kabar kamu, selanjutnya.

Saya Hisyam Suratin, salam.