3/18/12

Kemampuan atau Peluang

foto oleh pixabay

Berakhirnya tahun ajaran menjadi awal bagi masa depan. Saatnya menentukan pilihan, mentukan arah untuk masa depan. Bekerja, adalah tujuan akhir. Siswa SMA sudah menerima hasil kelulusan. Mereka telah menuntaskan wajib belajar 9 tahun ditambah 3 tahun proses belajar di SMA. Banyak hal yang telah mengubah pemikiran mereka, dari hal kecil seperti cara berbicara hingga sesuatu yang membentuk pola pikir. 

Jenjang yang lebih tinggi telah menunggu. Perguruan tinggi, tempat belajar untuk mendapat gelar sarjana. Tempat para ahli menuntaskan proses belajarnya. Bergelar sarjana bukan hal yang luar biasa saat ini. Hampir semua pekerja, baik di perusahaan Negera atau swasta bergelar sarjana. Saat ini, gelar sarjana seakan menjadi syarat utama untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak.

Memilih jurusan bukan hal yang mudah.
Banyak hal yang harus menjadi pertimbangan. Kemampuan dan peluang adalah beberapa faktor yang menjadi latar belakang pemilihan sebuah jurusan pada perguran tinggi. Sulitnya mendapat pengakuan atas kemampuan menjadikan banyak orang hilang percaya diri. Rata – rata, orang lebih memikirakan peluang daripada kemampuan. Bukan pemikiran yang salah, bahkan itu sangat realistis. Karena pada dasarnya, semua proses belajar yang mereka lakukan adalah usaha untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, menurut mereka. 

Perguruan tinggi adalah tempat terakhir untuk menuntut ilmu yang berijazah. Tak ada lagi yang lebih tinggi daripada perguruan tinggi. itu menjadikan hampir semua orang yang melanjutkan pada jenjang itu, berpikir dengan sangat keras untuk mentukan pilihan jurusan. 

Sekali lagi, saya katakan tak salah jika orang lebih memikirkan peluang daripada kemampuan. Karena itu sangat realistis. Tapi jangan sampai salah artikan, jika kemampuan adalah faktor yang tak penting untuk sebuah pemilihan jurusan, yang pada akhirnya menjadi jalan untuk mendapatkan pekerjaan. Justru kemampuan memegang peran penting dalam kesuksesan untuk sebuah pekerjaan. 

Tak kurang dari 10 % jumlah pengangguran di Indonesia adalah mereka yang bergelar sarjana. Dan hampir setiap dari mereka mengaku bahwa mereka telah salah jurusan. Salah mengambil jurusan saat kuliah, adalah kalimat yang terucap oleh sebaian besar dari mereka. 

Sekarang bukan saatnya untuk mengalir mengikuti trend, mengikuti arus terbesar dalam peluang pekerjaan. Tak ada jaminan pasti, untuk sebuah peluang yang bukan pada wilayah kemampuan kita. Berkembangnya teknologi memberi kita banyak pilihan. Tidak harus menjadi seorang pegawai negeri, tidak harus menjadi mahasiswa perguruan tinggi Negeri.

Setiap bidang pekerjaan memiliki peluang yang besar untuk membuat seseorang menjadi sukses. Yang membedakan hanya popularitas. Seorang direktur bank, mungkin lebih terlihat berwibawa daripada seorang petani, karena mereka berdasi. Sedangkan seorang petani, hanya menggunakan kaos oblong, dan bahkan bercelana pendek. Tapi dari segi penghasilan, siapa berani jamin jika direktur bank memiliki penghasilan lebih besar dari seorang petani yang memiliki lahan pertanian berhektar – hektar. 

Itu adalah contoh perbandingan sebuah pekerjaan. Besarnya opini bahwa peluang untuk sukses dengan bekerja dalam bidang teknologi, teknik, broadcasth, atau pada perusahaan Negara telah menjadikan kita memandang rendah kemapuan yang kita miliki. Apalagi, jika kemampuan kita tidak masuk dalam daftar bidang pekerjaan yang memiliki peluang kerja yang besar. 

Peluang dapat dikatakan bagus jika kita siap menerima peluang itu. Siap dalam hal ini berarti, kita memiliki kemampuan dalam bidang yang menawarkan peluang tersebut. Bukan semata – mata karena ada jaminan mendapatkan pekerjaan yang menurut kita layak, kita manfaatkan peluang tersebut. Hingga akhirnya merasa gagal karena tidak bisa berpikir dan berbuat maksimal pada bidang pekerjaan yang telah menjadi pilihan karena peluang bukan karena kemampuan.

Percaya atau tidak, bahwa peluang akan tercipta oleh kemampuan yang dimaksimalkan. Dan akan memiliki tingkat kesuksesan yang lebih, daripada sekedar memanfaatkan peluang yang hanya memberi jaminan reputasi.


Malang, 18 Maret 2012

No comments:

Post a Comment

Terima kasih untuk berkomentar. Saya tunggu kabar kamu, selanjutnya.

Saya Hisyam Suratin, salam.