Hari ini pemilihan pimpinan daerah berlangsung serentak. Katanya ini pesta demokrasi, tapi kita semua tahu, di pusat negara, pesta ini ricuh sebelum berlangsung. Pesta kekuatan sih, sepertinya.
Namun, begini, ijinkan saya ikut berkomentar sebagai pribadi. Setelah sebelumnya turut berpartisipasi dalam kontestasi dukung-serang-bela pada panggung media sosial. Tentu dengan akun ribuan followers yang tidak pernah saya monetasi sejak pertama dibangun pada akhir 2012.
Sejauh satu bulan terakhir saya berpartisipasi dalam panggung topeng itu, banyak terkuak jika kegaduhan ini memang aktualisasi kekuatan kuasa personal dan kelompok politik (politik dalam substansi dasar). Lalu, politik praktis yang kini menjadi alat itu sebagai peran praktis menutup wajah aslinya.
Dalam kosmologi jawa kita memahami bahwa beberapa tokoh dengan pemikiran dalam, seperti Jayabaya dan Raden Ngabehi Rangga Warsito (kita kenal sebagai Ronggowarsito) telah jauh memberi analisanya. Ini bukan soal nubuat atau hasil olah spiritual yang merujuk pada tindakan "mendahului Tuhan". Melainkan lebih jauh