2/15/17

Pilkada : Ada Perang Sun Tzu Disana


Hari ini pemilihan pimpinan daerah berlangsung serentak. Katanya ini pesta demokrasi, tapi kita semua tahu, di pusat negara, pesta ini ricuh sebelum berlangsung. Pesta kekuatan sih, sepertinya.

Namun, begini, ijinkan saya ikut berkomentar sebagai pribadi. Setelah sebelumnya turut berpartisipasi dalam kontestasi dukung-serang-bela pada panggung media sosial. Tentu dengan akun ribuan followers yang tidak pernah saya monetasi sejak pertama dibangun pada akhir 2012.

Sejauh satu bulan terakhir saya berpartisipasi dalam panggung topeng itu, banyak terkuak jika kegaduhan ini memang aktualisasi kekuatan kuasa personal dan kelompok politik (politik dalam substansi dasar). Lalu, politik praktis yang kini menjadi alat itu sebagai peran praktis menutup wajah aslinya.

Dalam kosmologi jawa kita memahami bahwa beberapa tokoh dengan pemikiran dalam, seperti Jayabaya dan Raden Ngabehi Rangga Warsito (kita kenal sebagai Ronggowarsito) telah jauh memberi analisanya. Ini bukan soal nubuat atau hasil olah spiritual yang merujuk pada tindakan "mendahului Tuhan". Melainkan lebih jauh

10/25/16

Suporter, Kalian Bukan Front Pembela!

foto

Senin (24/10), tepat pukul 20.34 WIB jari saya bergetar, serasa disengat tsunami rindu pada mama cantik yang nganter anaknya sekolah pagi itu. Lekuk senyumnya dan ranum tubuhnya masih tertancap jelas di galeri ponsel dua jutaan yang dibayar ngutang. Ya, sensasi rasa antara pukul 20.00 - 21.00, senin, minggu terakhir bulan oktober 2016 ini mirip dengan sensasi pagi itu.

Jadi gini, saya menemukan tanda pagar bertulis #BobotohBerduka nangkring di trending topik twitter. Jengkel, marah, geregetan jadi satu membentuk tapal kuda di otak. Pikiran saya terasosiasi menuju aksi FPI dengan balok kayu di tangan saat merazia warung - warung pada bulan puasa. Bentrok, saling lempar, tawuran dan hal - hal yang lebih bisa menyakiti fisik ketimbang sekedar digampar saat ketahuan jalan bareng temen wanita lain.

Ya, benar saja, kegeraman itu membuahkan hasil, tanda pagar #BobotohBerduka merupakan respon netizen terhadap informasi meninggalnya seorang bobotoh sebelum pertandingan Persib vs Persegres berlangsung.
Tuhan, lagi? Masih diijinkan itu aksi "bodoh" merenggut nyawa, lagi? Otak saya kok kurang bisa menelaah alasan Tuhan membiarkan hal itu terjadi. Oh ya, saya lupa, Tuhan selalu punya cerita.

10/15/16

Agus oh Agus, Salam Untuk Pak Beye, Yes?

foto

Mas Agus, begitu saja saya ingin menyebut namanya. Bukan karena saya kenal dekat, cuma serasa nama Agus sudah lumrah di pendengaran saya. Tidak juga "ndeso" tapi ngindonesia banget.

Ya, beberapa waktu lalu, tepatnya rabu (12/16) pukul 20.30 kemarin, Mas Agus diwawancara Najwa Shihab. Pembawa acara program Mata Najwa yang kondang di kalangan mahasiswa, selain segmentasi pasarnya adalah pemuda pemudi pemertai bangsa tentunya. Makanya rajin road show di kampus-kampus, yang berlevel wahid tentunya.

Kabarnya Mas Agus ini ikut berkompetisi pilkada untuk meneruskan dinasti politik Cikeas? Kira-kira begitu substansi salah satu pertanyaan mbak nana (panggilan akrab Najwa Shihab).