10/25/12

Degradasi Moral


foto oleh pixabay

Terik matahari menemani peluh keringat yang mentes. Menyengat membakar kulit. Hanya berpayung selembar kertas yang bertuliskan tentang tuntutan. Sementara suara yang mulai serak masih saja berorasi. Berteriak penuh semangat kepada dan untuk mereka yang berpangkat

Berjajar membentuk barisan yang tampak semrawut. Berhadap pagar berduri juga badan gempal aparatur Negeri.  Semua itu tak menciutkan nyali para kritikus muda. Beraksi bak pemain sirkus, mereka menari dan berorasi. Menuntut keadilan

Jiwa muda berbicara bangsa memang selalu menggebu. Kesalahan adalah haram. Sempurna mereka menuntut. Wajarlah, darah muda yang ingin perbaikan untuk bangsa.

Mulai politisi hingga polisi menjadi fokus investigasi. Terindikasi nakal bahkan
 sudah ditetapkan menjadi tersangka masih saja berkilah. Mereka bilang “ kami ini dikriminalisasi “ alhasil mereka gigit sana - gigit sini. Akhirnya bersuara juga. Kini mereka berbicara demi bangsa dan Negara.

Entah apa yang menjadi motivasi. Mungkin tuntutan ekonomi. Pasti, apalagi setelah berjudi dalam pemilu dan harus membeli suara rakyat demi mendapat prestise sebagai pejabat. Memang itu adanya, fakta yang tak bisa dipungkiri.

Namun ketika merekalengah, hidung kucing KPK beserta koleganya mengendus tajam. Habis karir bisa dibilang. Dan biasanya mereka mendistorsi fakta, menyebut nama – nama untuk kambing hitam.

Ini masalah bersama. Terlebih cukup berat karena harus melawan putra bangsa. Harapan kami agar bangsa ini tak lagi dikibuli. Oleh mereka lulusan perguruan tinggi yang hanya mengagungkan teori tanpa diimbangi aplikasi. Yang kini berkuasa dan meninggalkan ribuan janji tanpa rasa ingin untuk menepati.

Malang, 25 Oktober 2012

No comments:

Post a Comment

Terima kasih untuk berkomentar. Saya tunggu kabar kamu, selanjutnya.

Saya Hisyam Suratin, salam.